Beberapa waktu yang lalu kita pernah membahas tentang bagaimana satelit mengorbit bumi untuk mendapatkan atau mendeteksi intensitas petir yang terjadi di seluruh dunia serta melihat curah hujan pada suatu daerah, yang kemudian dikirim kepusat penelitian dibumi untuk diolah dan dijadikan data.

Nasa selaku dan badan antariksa lainnya sebagai pemrakarsa expedisi ini terus mencoba mengembangkan penelitian, penelitian tersebut bukan untuk membuat penangkal petir canggih tetapi yaitu dengan sebuah program mapping atau pemetaan, ini semua dilakukan mengingat petir yang terjadi diseluruh dunia telah banyak menyebabkan kerugian besar dan korban jiwa, serta ganguan keamanan.

Rotasi-Bumi

Pemetaan intensitas petir dunia dan kegunaanya

Dengan pemetaan ini diharapkan dapat di antisipasi mana mana daerah yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk hal sambaran petir ini. Tujuan lainnya dari pemetaan ini nantinya tidak hanya berguna sebagai alat ansipasi sambaran saja akan tetapi juga berfungsi sebagai estimasi curah hujan dan petir atau disebut pula tingkat isokerounik

Fungsi lainnya antara lain:

  • Peringatan bahaya bagi penerbangan.
  • Melacak badai.
  • Peringatan kebakaran hutan.
  • Peringatan bagi perusahaan yang mempunyai pemakai daya listrik tinggi.
  • Memahami fisika dari Sirkuit Listrik Global.
  • Sebagai riset dan study.

Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui intensitas petir dunia saja tetapi berguna sebagai peringatan bahaya dan sumber pengetahuan yang akhirnya dapat diciptakan penangkal petir penangkal petir baru yang lebih canggih dan effektif.

Dari hasil pemetaan tersebut didapatkan hal yang mencengangkan bahwa sambaran petir berlangsung diseluruh dunia tidak ada satupun di bumi ini yang tidak mengalami sambaran petir.

Meskipun hanya dengan intensitas yang rendah, dari sambaran sambaran petir tersebut dapat dibedakan dari warna warna tergantung dari intensitas dan besarnya petir pada suatu daerah, tampak di lautan intensitas sambaran petir cenderung lebih kecil dibanding daratan ini karena permukaan pada tanah lebih cepat panas dibanding permukaan lautan disaat matahari bersinar dari panasnya permukaan tanah inilah yang juga memenaskan suhu udara dimana suhu udara yang panas akan memicu terjadinya badai dan petir begitu pula dengan daerah equator lebih tinggi dibanding dengan daerah kutub.

Hasil hasil lainnya yang dapat diambil adalah bahwa daerah dengan sambaran dan intensitas terbesar diduduki oleh negara di wilayah afrika, yaitu republik rakyat kongo dimana badai petir berlangsung sepanjang musim akibat besarnya volume massa udara yang begitu lembab akibat pertemuan antara gunung dan samudra atlantik.

USA (United State of Amerika) menduduki peringkat kedua dengan petir yang paling banyak merusak dan membunuh, tercatat miliaran dolar yang menjadi kerugian negara petir merusak banyak sekali fasilitas umum , infrastuktur hingga ratusan korban jiwa. bisa jadi petir merupakan musuh internal negara paman sam ini

Dan yang paling kecil intensitas petir nya adalah kutub utara, udara yang terlalu dingin membuat jarang sekali terjadi badai petir.

Kita yang berada di katulistiwa dengan ribuan pulau besar dan kecil serta lautan yang luas juga merupakan tempat strategis embrio petir, atau kata gampangnya bahwa petir akan mudah sekali terjadi akibat banyaknya penguapan air laut sebagai awal terbentuknya awan , fenomena petir yang terjadi di negara kita ini boleh diklaim sebagai yang terbesar intensitas petirnya saat memasuki musim penghujan, tetapi mengacu pada system dan alat pemetaan dunia yang dilakukan Nasa kita sangat bersyukur bahwa intensitas petir yang ada di negara kita ini adalah masih kalah jauh dibanding dengan afrika dan amerika, jadi kita masih dapat beraktifitas dengan tenang dan baik  asal kita tetap berhati hati saat terjadi badai petir tidak terlalu banyak melakukan aktifitas diluar ruangan atau outdor saaat badai petir berlangsung.